watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PENGALAMAN INDAH BERSAMA DINA

PENGALAMAN INDAH BERSAMA DINA

Perkenalkan, namaku Ryan, umur 21 tahun,
tinggi badan 166, berat badan 56 kg. Kisah ini
berawal ketika aku lagi kurang kerjaan malam
Minggu. Mau ke kos Desi pacarku malesnya
minta ampun. Ya sudah aku ke Warnet saja
untuk menghilangkan kebosananku.
Lalu aku iseng-iseng Chatting di mIRC, dengan
menggunakan nick ryan_kurang_kerjaan, tidak
beberapa lama kemudian masuklah seorang
cewek dengan nick Dina20. Lalu kamipun
berkenalan, ternyata dia adalah mahasiswi
sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta,
umurnya masih 20 tahun, baru semester 4,
sama juga denganku. Perbincangan kami mulai
dari hal-hal positif sampai hal-hal yang jorok
sekalipun. Lalu kamipun terlibat perbincangan
yang berbau sex.
"Emang kurang kerjaan apa nih?"
"Nggak Papa, males nih, mau ngapain males,
mau belajar malesnya minta ampun"
"Emang kamu nggak malam mingguan?"
"Nggak, nggak ada yang mau diajak jalan-jalan"
"Emang kenapa" kataku.
"Nanya aja, kamu dah punya cewek?"
"Belum"
"Eh ngomong-ngomong, kamu mau nggak
dikerjain nih"
"Maksudnya"
"Ya ngerjain kamu, kuperkosa gitu.. Hee hehee"
Aku terkejut minta ampun, ternyata dia hipersex
juga, mumpung sudah lama nih, spermaku
belum tersalurkan ke dalam vagina wanita..
"Boleh.. Kapan maunya?"
"Gimana kalau malam ini" balasku.
"Jangan malam ini dong, kan aku masih haid,
biasa lagi terima tamu bulanan"
"Jadi kapan donk tuh mensnya selesai?"
"Mungkin besok, gimana kalau kita ketemuan
besok malam, mungkin aku besok sudah nggak
haid lagi"
"Jangan besok, lusanya lagi banyak tugas,
gimana kalau malam Rabu"
"Lalu kalau ketemuannya dimana nih Din?"
timpalku.
"Ntar lah, kan bisa diatur" balasnya.
"O ya, kamu punya HP, boleh tau nomornya
nggak? Kan kita bias berhubungan"
"081794xx, kalau kamu?"
"081578xx"
"Eh.. Ngomong-ngomong kamu dah punya
cowok" tanyaku.
"Belum, males punya pacar, kan nggak bisa
menikmati kontol yang lain, bosen kalau cuman
satu kontol aja.. Hee.. Hehee"
"O.. Ya, kamu udah gak Virgin umur berapa
tuh?"
"19 sama pacarku, setelah itu dia pergi ninggalin
aku, ya sudah kita putus deh"
"Aku mau koq jadi pacar kamu"
"Bener nih?"
"Tapi ada syaratnya"
"Apa donk?" timpalnya.
"Kamu harus memuaskan 'adek kecil'ku ini setiap
hari, mau nggak"
"Ntar kupikir-pikir dulu"
"O ya, kamu punya pic?"
"Ada, mau dikirimin yah, o ya email kamu"
"Iya tunggu ya, ntar kukirimin deh"
Tidak beberapa saat kemudian masuklah
emailnya di emailku, kubuka, lumayan juga
mukanya, walaupun nggak cantik-cantik amat.
Mungkin kalau kuberi nilai paling cuman 6,5,
beda sama Desi yang nilainya 7,5.. Hee.. Hee..
Nggak papa lah, yang penting penisku bisa
terpuaskan oleh memeknya yang masih sempit,
yang katanya 'baru' dimasukin oleh 3 penis.
"Masih mau sama aku?" katanya melanjutkan
perbincangan kami
"Ya.. Maulah.. Kan yang penting 'adek'ku puas"
"Dah ya, aku mau pulang, sudah jam 12 malam
nih"
"Ya sudah, hati-hati di jalan yah"
"Muachh"
"Muachh juga"
Saat itu kamipun berpisah, aku masih chatting
sampe jam 2 pagi, sambil membuka kisah-kisah
di Rumah Seks.
Balik lagi ke kisahku, aku masih menunggu
kapan pertempuranku dengan Dina, mahasiswi
yang masih muda, yang katanya masih hot,
katanya lagi dia itu hipersex, setiap hari dia itu
harus menyalurkan libidonya, entah dengan
masturbasi atau maen dengan teman-temannya.
Sebagai pemberitahuan, aku juga mungkin
punya libido tinggi, setiap hari aku juga minimal
harus menyalurkan spermaku, entah itu dengan
melakukan hubungan sex atau hanya onani,
kalau tidak perasaanku kayak orang sakit aja,
nggak bisa berpikir dengan baik, Hee.. Hee.
Lalu tepat hari Selasa, malam ini aku sudah
berjanji dengan Dina untuk memuaskannya.
Saat kulihat dia pertama kalinya tak beda jauh
dengan pic yang dia kirim, walaupun nggak
terlalu cantik, tapi bodynya sexy, rambut hitam
sampai bahunya dan tingginya 155 cm, aku
tingginya 166 cm. Kami janjian bertemu di Mall
Malioboro, dan kami awali dengan mengobrol.
Ternyata dia ngga malu-malu dia santai aja kaya
ketemu teman akrab, kuberanikan untuk
menggandeng tangannya dan dia tak keberatan,
tangannya halus banget, dan wajahnya bikin aku
horny dengan matanya yang sedikit sipit dan
bibirnya yang mungil. Akhirnya aku
mengajaknya untuk mencari hotel yang murah
untuk mengobrol biar enak, karena kalau di kos
nggak enak sama teman-teman yang lain, juga
sama ibu kos.
Dia nggak keberatan kuboncengkan di atas
motorku. Dia datang ke mall dengan taksi. Kami
mengobrol tentang apa saja baik di selama di
mall atau selama perjalanan ke hotel itu.
Sesampainya di hotel langgananku itu aku
langsung memesan 1 kamar dengan single bed
saja. Lalu kamipun menuju kamar hotel itu
bergandengan tangan kayak sepasang kekasih
saja.
Sesampainya di kamar, kami duduk
bersebelahan dan kuberanikan untuk
merangkulnya. Dia nggak marah. Duduk kami
pun layaknya dua sejoli yang telah berhubungan
lama, aroma tubuhnya sangat menggoda, dan
terus terang aku sangat suka pheromone wanita
(bau tubuh asli wanita), aroma tubuhnya
bercampur dengan parfum yang dia pakai,
menggoda sekali.
Dian bertanya soal aku berhubungan dengan
wanita, dari pacaran hingga pengalaman ML.
Aku bercerita sambil mengelus-mengelus
rambutnya dan tiduran dengan kepalanya di
pangkuanku. Dina mendengarnya penuh
perhatian. Aku berbicara terus terang padanya
tentang pengalaman pacaranku dan pengalaman
ML-ku ketika masih mahasiswa baru. Dina
menunjukkan sikap yang baik padaku, lalu dia
berkata padaku bahwa dia sangat suka padaku
dan dia ingin merasakan nikmatnya
berhubungan badan denganku.
Dengan tiba-tiba dia mengajakku mandi
bersama. Aku langsung setuju, "Aku sangat
mau", kataku dalam batin.
Dia menggandengku masuk ke kamar mandi,
lalu dia menanggalkan pakaiannya. Aku
mematung melihatnya, sexy sekali, sangat
sesuai dengan impianku. Nipplesnya berwarna
coklat muda, sebesar jagung dengan toket 34
yang sexy, tetapi vaginanya masih cukut lebat,
semuanya membuat "adek kecilku" langsung
melek. Dia menegurku..
"Ryan, kenapa kamu. Kok diem aja?"
"Nggak" jawabku.
"Kamu sexy banget Dina, kamu adalah
impianku", padahal ujarku dalam hati nggak
cantik-cantik amat, tapi yang penting bodynya
itu lo, bikin aku tegang terus. Dina pun
tersenyum padaku.
"Masa" ujarnya sambil mendekatiku.
Dian pun melucuti pakaianku, dan sebelum dia
melepaskan CD-ku, dia mengelus-mengelus
penisku
"Keras banget, Ryan udah ga tahan ya"
"He eh" jawabku.
Setelah bugil, kupeluk dia dan kucium bibirnya,
lembut sekali, tak henti-hentinya kupeluk dan
kucium bibirnya.
"Dina, kamu mau kucukurkan rambut vaginanya
nggak?"
"Buat apa, Ryan?"
"Biar vaginamu ngga bau and makin sexy. Kaya
penisku, aku rajin mencukur rambut penisku
dan kusisakan hanya bagian atasnya".
"Pantas kedua bolamu mulus banget, Ann..
Menggoda banget", ujarnya.
"Jadi kamu mau?"
"OK, tapi pakai cukuran apa?"
"Pake pisau cukur rambut ya" Aku sengaja
membawa pisau cukur.
"OK"
Dina duduk di kloset dan kucukur pelan-pelan.
"Liat nich, sexy khan?" Kuambil cermin dan
kuperlihatkan vaginanya.
"Iya, Ann. Dina suka. Jadi begitu ya biar sexy and
sehat, gak bau gitu vaginanya?" Aku
mengangguk.
"Coba kucium vaginamu sekarang" kataku dan
kucium vaginanya perlahan dan lembut.
Dari atas turun ke bibir vaginanya lalu ke
klitorisnya, kukecupi dan sesekali kumainkan
lidahku perlahan tapi mantap. Sudah kumainkan
klitorisnya, kubuka bibir vaginanya dengan jari
dan tampak klitoris dan vaginanya yang masih
merah. Kulanjutkan permainan lidahku bergerak
di klitoris dan bibir vagina bagian dalamnya.
"Ohh, terus Ann, enak banget jilatan kamu"
lenguh Dina dengan kedua tangannya
memegang kepalaku dan mengacak-mengacak
rambutku.
Kulanjutkan jilatanku dan sesekali kusedot klitnya
dengan lembut. Dina makin menggeliat
menggerakkan pinggulnya dan menekan
kepalaku ke vaginanya. Kutangkupkan mulutku
ke vaginanya, sehingga lubang senggamanya
tertutupi oleh mulutku. Lalu kusedot lembut dan
kugerakkan lidahku di klitnya hingga cairan
vaginanya makin deras dan tertelan olehku, enak
sekali bagiku. Ke dua tanganku memainkan
toketnya, kuremas-remas lembut, kupelintir-
pelintir nipple-nya. Dina makin menggila,
pinggulnya bergoyang kanan kiri dan makin
kencang lenguhannya..
"Ohh Ohh terus Ann.. Ohh Ann.. Enak banget"
Tempo agak kupercepat hingga Dina makin
horny. Dia menjepit dan menekan-menekan
kepalaku, lalu tubuhnya agak mengejang dan
denyut vaginanya semakin terasa dan cairannya
semakin membanjir hingga akhirnya..
"Ah, Ann, aku sampe", teriaknya penuh
kepuasan dan lalu kujilati cairan itu sambil
merasakan denyutan vaginanya.
Kupeluk dia keluar dari kamar mandi lalu
kubaringkan Dina di tempat tidur, lalu aku duduk
di sampingnya dan memulai foreplay kembali.
Kumulai dengan ciuman di dahinya turun ke
bibirnya. Perlahan kunikmati bibirnya yang
mungil, dan kumulai permainan lidahku. Sesekali
kusedot-sedot bibirnya. Lidah kami pun saling
beradu dan semakin ganas.
Kulakukan itu sambil meremas-meremas boobs-
nya, kenyal sekali dan nipples-nya pun mulai
mengeras lagi. Kumainkan ke duanya dengan
jari-jari tangan perlahan. Ciumanku turun ke
lehernya yang putih. Kujilati, kukecup dan kedua
tanganku tak henti-hentinya meremas toketnya,
kepalaku pun di peluknya. Ciumanku turun lagi
ke dadanya. Kuciumi dadanya secara melingkar,
belum menyentuh nipplesnya. Kenyal sekali
terasa di bibirku, dan tangannya tak lepas
memeluk kepalaku serta desahannya semakin
terdengar terutama saat aku mengecup
putingnya..
"Mh, Ann.. Terusin"
Kukecup kedua putingnya. Lembut sekali
rasanya di bibirku. Kujulurkan lidah dan kumulai
mengusapnya dengan ujung lidahku, Dina
mengeliat dan mendesah..
"Ohh.. Ohh.."
Bergantian kujilati putingnya, kiri kanan.
Kugerakkan lidahku ke atas, bawah, kiri, kanan,
dan melingkar. Desahannya semakin kencang,
Dina mulai mengacak-mengacak rambutku
walaupun pendek dan sesekali menekan-
menekan ke dadanya. Nikmat sekali putingnya
untukku, seperti cream yang lumer di dalam
mulutku, terasa sekali saat kusedot-sedot nipple-
nya tersebut.
Kusedot-sedot nip-nya perlahan dan lembut,
sesekali kugigit kecil nip-nya. Dina sangat
menikmatinya, dia sungguh santai. Kuhentikan
sebentar permainan ini. Kusuruh dia untuk
mengangkat tangannya di atas kepalanya hingga
tampaklah ketiak yang mulus. Kuelus, kubisiki
Dina di telinganya.
"Dina, aku suka ketiakmu" wajah Dina agak
memerah, tak menyangka kubisiki hal itu.
Kucium dan kujilati perlahan kiri dan kanan.
"Geli, Ann, tapi asyik", katanya.
"Dina, vaginamu sudah basah ya?", tanyaku
sambil memegang selangkangannya.
"Iya, horny banget nich. Terusin donk"
Kumulai lagi dengan menjilati bibir, leher dan
telinganya. Lalu turun lagi ke dada. Kujilati nip-
nya dan sesekali kusedot. Gerakan lidahku
kupercepat. Salah satu tanganku turun ke
selangkanganya, mengusap-mengusap paha,
bibir vagina, lalu klit-nya perlahan. Dina
menggeliat dan mendesah-mendesah keenakan
sambil memejamkan matanya.
"Ohh.. Mmh.."
Desahannya membuatku makin terangsang,
pemainanku makin gila sehingga putingnya
menjadi lebih memerah dan kucupang toketnya,
kiri kanan. Lalu aku turun ke perutnya menuju
vaginanya. Kujilati perutnya dan 'belly button'-
nya. Kubuka selangkangannya dan kuciumi
vaginanya sambil menghisap cairan vaginanya,
nikmat sekali rasanya. Vaginanya terasa hangat,
kujulurkan lidahku lalu membelah vaginanya dari
bawah ke atas perlahan. Dina makin menggeliat
dan mendesah liar.
"Engh.. Ohh.."
Kugarap klit-nya. Kujilati perlahan, kugerakkan
lidahku naik-turun, kiri-kanan, dan melingkar.
Sesekali kusedot-sedot klit-nya, lembut sekali dan
seperti ada sesuatu yang lumer dalam mulutku.
Cairan vaginanya makin deras dan denyut
vaginanya semakin terasa. Kutangkupkan lagi
mulutku di vaginanya, dan kakinya menjepit
kepalaku. Tanganku yang bebas mengerjai
boobs-nya kembali, kuberi pijatan di toketnya.
Kucoba menusuk lubang vaginanya hingga Dina
berteriak kesakitan..
"Auw, sakit"
Kuurungkan niatku dan kembali mengelus klit-
nya dan menyedot-menyedot vaginanya.
Desahan terdengar kembali dari mulutnya, tak
lama tubuhnya mengejang dan vaginanya
makin berkedut dan..
"Ach.."
Dina dapat lagi, dan langsung kujilati. Lalu aku
berbaring di sampingnya. Tubuh kami lumayan
banyak berkeringat. Kucium bibirnya.
"Dina, tubuh kamu koq enak banget ya?" kataku
sambil meremas-meremas dada nya.
"Ryann, masukin penismu donk. Aku udah
nggak tahan lagi"
"Baik sayang", kubisiki dia sambil bersiap
mengambil posisi.
Wajahnya memerah kembali. Kubaringkan dia di
tepi spring bed, dan aku berdiri. Kubuka
selangkangannya. Kugesekkan kepala penisku di
klit-nya, Dina memejamkan matanya dan
tersenyum santai. Kupaskan penisku lalu aku
berbisik padanya..
"Siap, sayang?"
"Iya" jawabnya sambil memelukku.
Perlahan kumasukkan penisku, vaginanya cukup
sempit tapi basah, aku juga bingung, aneh,
masa sudah pernah dimasuki oleh 3 penis,
vaginanya masih sempit, apa dia sering
mengkonsumsi jamu sari rapet, pikirku.
"Auw", Dina berteriak kesakitan.
"Tenang, sayang. Kamu pasti akan merasakan
kenikmatan" Dina kembali tenang.
Sodokan yang perlahan dan pasti akhirnya
masuk ke vaginanya. Hangat sekali, kudiamkan
penisku sebentar dan kuciumi bibirnya.
"Gimana, Dina?"
"Sakit, tapi sekarang nggak. Eng, Ann.. Penis
kamu enak juga, pas. Kayak nggarukin
vaginaku"
"Suka, ya?" Dina mengangguk.
Kumulai gerakanku perlahan, maju-mundur.
Mm, nikmat sekali vaginanya memijat penisku.
Dina memejamkan matanya dan tersenyum
santai menikmati penisku. Desahan mulai
terdengar dari mulutnya.
"Mh.."
Sodokan sedikit kupercepat, dan tanganku
memijat toketnya serta memainkan nip-nya.
Vaginanya makin basah, dan terdengar suara
decakan dari vaginanya. Kucoba
menggendongnya. Kakinya menjepit
pinggangku kuat dan sodokanku semakin terasa
hingga terdengar suara di antara vagina dan
sodokan penisku. Kami berkeringat, dan aroma
pheromone Dina semakin tercium, sexy sekali.
"Ann, Dina suka banget. Enak.."
"Aku juga suka, Din", ujarku.
Beberapa menit kemudian, denyut vaginanya
semakin terasa di penisku, mulai dari kepala
hingga batangnya.
"Ryan, aku mo sampe lagi nich.. Ach"
Tubuhnya mengejang sehingga Dina
mendongakkan kepalanya. Cairan vaginanya
membasahi penisku dan semakin licin. Ini makin
membuatku mau keluar ditambah aroma
pheromonenya yang sexy.
"Din, aku juga mo keluar nich.." Dina yang
masih keasyikan memelukku dan menjawab..
"Di dalem aja.." Denyut vaginanya makin
membuatku cepat keluar dan..
"Argh.."
Penisku memancarkan spermanya di dalam
vaginanya. Aku duduk, Dina masih kugendong.
Kami berpelukan erat beberapa saat, lalu kucium
dia.
"Ann, trims ya. Enak banget. Ntar lagi ya"
"OK, sayang"
Lalu kami beristirahat sebentar kira-kira 15 menit
sambil aku memegangi payudaranya, eh
ternyata nafsunya bangkit lagi.
"Lagi Yuk", ajakku.
"Yuk" timpalnya.
"Gimana kalau kamu yang menjilat penisku, mau
kan?"
"OK"
Lalu dia pun mulai memegang penisku, rupanya
penisku sudah mulai bangkit setelah
mengeluarkan lahar panasnya. Dia jilat, sambil
dikocoknya. Ohh enak banget, nggak sampai 15
menit rupanya aku sudah mau mengeluarkan
sperma lagi.
"Dina, aku mo keluar nich.."
Kocokannya dipelankan dan Dina memegangi
penisku lalu mulutnya menutupi kepala penisku.
Lalu crot.. Aku keluarkan spermaku. Nikmat
sekali, Dina menelannya dan menjilati sisa
spermak tanpa sisa.
"Kamu telen ya" pintaku.
"Iya, abis enak sih" jawabnya sambil masih
menjilati penisku.
"Gimana, suka?"
"Suka banget, kalau setiap hari gini sih, kayak di
sorga aja" Aku tersenyum.
"Aku juga suka ngoralin cewe", sahutku.
"Dina sudah ngasih dua lubang yang
membuatku nikmat", kataku.
"Tapi aku masih mau lubang yang ketiga"
"Yang mana?" tanyanya.
"Anusmu"
"Maksudmu anal sex?"
"Yup, mo coba?" sahutku.
"Boleh, tapi gimana?"
"Kamu bawa jelly?" tanyaku.
"Buat apa?"
"Biar jadi pelumas di analmu, khan beda dari
vagina. Kalo anal sex, harus pake pelumas biar
gak sakit"
"Ada, tuch di dalam tasku. Kuambil ya"
Benar-benar aku menikmati Dina. Dia kembali
dengan jelly. Kusuruh dia menungging lalu
kujilati anusnya dan kubasahi penisku dengan
jelly. Kusodokkan penisku ke analnya. Perlahan.
Dina kesakitan pada awalnya, baru setelah 1/2
penisku masuk dia mulai santai.
"Ayo Ann, goyang"
Kugerakkan penisku maju mundur sambil
kupegangi pundaknya untuk lebih memantapkan
sodokanku. Tanganku yang lain memainkan klit-
nya dan sesekali kuremas-remas dadanya.
Jepitan analnya kencang sekali hingga sesekali
kutambah pelumasnya. Ketika kutidurkan Dina di
atas meja, dia sangat menikmatinya. Dan aku
pun menjilati nipples-nya, serta memainkan klit-
nya dengan tanganku. Cairan yang keluar dari
vaginanya turun ke bawah menjadi pelumas.
Licin sekali.
"Ann, kamu.. Gila yaa.. Tapi aku.. Suka"
Kupercepat kocokanku dan aku merasakan
denyut di penisku. Aku mau keluar, cepat-cepat
kucabut dan kumasukkan ke dalam mulut Dina.
Dina telah siap dan crot.. Spermaku muncrat
kembali, lagi-lagi Dina membersihkan perlahan.
Kugendong dia ke tempat tidur. Kami berbaring
berpelukan, lalu kumasukan penisku lagi ke
dalam vaginanya.
"Mau lagi ya Ann, tapi aku masih cape, abis 3
lubangku kamu pake semua sih"
"Nggak, aku juga masih cape, nggak apa-apa
kan, biar enak aja penisku dalam vagina kamu"
"Iya deh", ujarnya.
"Ryan.. Sayang.. Terimakasih..", ujarnya lagi.
"Aku juga Dina", balasku sambil membelai
rambutnya lalu kami tertidur.
*****
Demikianlah pembaca, mungkin cerita ini tidak
terlalu merangsang nafsu seks anda, tapi kisahku
ini adalah pengalaman apa adanya.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/925
U-ON

inc Powered by Xtgem.com